Jumat, 18 November 2011

Pendidikan Orang Dewasa dalam Kerangka PSH

A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Pendidikan orang dewasa mempunyai beberapa definisi. UNESCO mendefinisikan pendidikan orang dewasa merupakan “keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas”.
Sedangkan Reeves, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.
Secara umum, pendidikan orang dewasa merupakan proses ketika seseorang dalam waktu teretentu, mengikuti pendidikan secara teratur berdasarkan kebutuhannya untuk memecahkan masalah diri sendiri atau masyarakat karena adanya perubahan-perubahan informasi, pengetahuan, atau keterampilan penghayatan dan sikap.
Pendidikan orang dewasa mulai diorganisasikan secara sistematis sekitar tahun 1920. Pada saat itu pendidikan dirumuskan sebagai suatu proses yang menimbulkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat. Belajar bagi orang dewasa adalah bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk selalu bertanya dan mencari jawabannya.
Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan kehidupan mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.
Ciri-ciri orang dewasa yang akan ikut menentukan keberhasilan proses belajarnya yang perlu dipahami oleh pemandu adalah sebagai berikut.
• Orang dewasa memberikan perhatian lebih pada hal-hal yang menarik baginya dan menjadi bagian dari kebutuhannya.
• Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberikan hukuman atau disalahkan.
• Orang dewasa biasa menilai rendah terhadap kemampuannya.
• Orang dewasa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat praktis.
• Orang dewasa membutuhkan waktu belajar yang relatif lebih lama, akrab dan menjalin hubungan yang erat.

B.     TUJUAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Tujuan utama dari pendidikan orang dewasa adalah:
a.    Untuk membantu setiap orang dewasa untuk mengembangkan diri melalui pendidikan.
b.   Memberikan kemampuan untuk dapat berbuat seperti yang diperbuat orang lain,
c.    Member kemampuan untuk dapat menolak atau menerima hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan mereka.
d.   Tujuan POD bagi pengembang kecerdasan / intelektual warga belajar,
e.    Tujuan POD bagi aktualisasi dari indvidu peserta belajar
f.    Tujuan POD bagi bagi pengembangan personal dan sosial warga belajar
g.   Tujuan POD bagi perubahan sosial (masyarakat)
h.   Tujuan POD bagi pengembangan SDM dalam organisasi kerja (efektivitas organisasi).

C.     AZAS PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Azas pendidikan orang dewasa adalah pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education). Ini disebabkan karena pendidikan orang dewasa menunjukkan bahwa proses pendidikan itu berlangsung sepanjang hidup manusia. Tidak ada istilah terlambat, terlalu tua atau terlalu dini untuk belajar, sebab memang berlangsung dan dapat diarahkan dan diintensifkan disepanjang hidup manusia. Pengalaman belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu sadar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan sepanjang hayat sebagai asas, kesadaran baru, harapan baru guna mencari ilmu pengetahuan, pengalaman-pengalaman baru dan pemikiran baru, kapanpun dimanapun, di dalam keluarga, sekolah, ataupun di dalam masyarakat.

D.    SASARAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Sasaran kelompok orang dewasa yang beraneka ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya, pelajarannya dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional  (Functional Literacy program) warga belajrnya orang dewasa yang masuk buta huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang Pendidikan kepelatihan di industri/perkantiran warga belajarnya adalah para pekerja maupun sifat yang umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi ekonominya cukup baik.

E.     PENDIDIKAN ORANG DEWASA DALAM KERANGKA PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebahagian besar masyarakat suatu bangsa masih banyak yang buta huruf, maka upaya pemeberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa mendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara industri yang telah maju pesat, masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan memperoleh perhatian dalam sistem ini.
Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua – anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian tenaga kerja.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Maaf sebelumnya, ini referensi dari mana?

    BalasHapus
  3. tulisannya tidak terbaca kak. harusnya latar belakang kalau warna putih maka warna hurufnya harus warna gelap. maaf kak

    BalasHapus