A. FUNGSI
PEMBIMBING
1. Penyebar
Pengetahuan
Pendidik sebagai penyebar pengetahuan
berfungsi untuk menyampaikan pengetahuan ataupun informasi kepada peserta
didik. Dalam hal ini sebagai penyebar pengetahuan, maka pendidik lebih berupaya
untuk mentransfer pengetahuan peserta didik.
2. Pelatih
Keterampilan
Pendidik sebagai pelatih keterampilan
berfungsi memberikan latihan-latihan keterampilan kepada peserta didik.
Keterampilan yang diberikan kepada peserta didik adalah keterampilan yang
berhubungan dengan kebutuhan akan keterampilan yang dirasakan oleh peserta
didik. Sehingga dengan demikian kegiatan tersebut benar-benar diminati dan
berhubungan langsung dengan masalah-masalah kehidupan yang dirasakan oleh
peserta didik.
3. Perancang
Pengalaman Belajar
Sebagai perancang pengalaman belajar
pendidik berfungsi sebagai pengembang model rancang dengan menyertakan
pemilihan lapangan masalah yang telah dikenal oleh peserta didik, melalui
prosedur diagnosis diri dan memilih format yang sesuai (individu, kelompok,
kegiatan massa) untuk belajar. Dengan demikian, pendidik menciptakan situasi
yang memungkinkan anggota kelompok mendapatkan pengalaman baru atau membantu
peserta didik menata pengalamannya di masa lampau dengan cara baru, sehingga
timbul kesempatan untuk mengubah perilaku.
B. PERANAN
PEMBIMBING
Dalam membelajarkan orang dewasa,
seorang pendidik tepat dikatakan sebagai pembimbing, karena pembimbing itu
lebih mengutamakan kegiatan belajar pada keaktifan peserta didik. Pendidik
lebih banyak membimbing peserta didik dalam kegiatan pendidikan orang dewasa.
Beberapa peran pembimbing, diantaranya:
1. Sebagai
Pamong Belajar
Pamong belajar berarti orientasi
pembelajaran berpusat pada peserta didik (learner
centered), akan tetapi ini tidak berarti bahwa di dalam penerapan proses
pembelajaran sesuai dengan segala keinginan peserta didik. Oleh sebab itu,
sebagai pendidik mempunyai tanggungjawab menyediakan suatu pola
kegiatanbelajar, dimana pendidik mempunyai dua peran, yaitu:
~
Pamong bertindak sebagai warga kelompok belajar,
dan
~
Pamong bertindak sebagai pemimpin kelompok
belajar yang dilakukannya secara luwes.
Tugas pendidik dalam peranannya sebagai pemimpin kegiatan belajar antara
lain ialah melakukan motivasi terhadap peserta didik, sehingga menumbuhkan partisipasi
secara maksimal dalam diri peserta didik. Pendidik juga melakukan penjelasan
atau memperjelas tujuan belajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Kemudian pendidik juga merancang sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
menelaah sendiri alternatif-alternatif pemecahan masalah. Peranan pendidik
ialah sebagai pengatur dan menciptakan suasana yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan pemikiran dan tindakannya sesuai
dengan hasil pemikiran mereka. Di samping itu, pendidik berperan sebagai
penunjuk jalan bagi peserta didik dan membekalinya dengan teknik-teknik belajar
yang cocok bagi diri si pelajar.
2. Sebagai
Penyuluh
Istilah ini sering dipakai pada kegiatan
penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pertanian. Penyuluhan berasal dari kata
suluh, yang artinya kegiatan yang dilakukan, sehinggan menjadikan
seseorang/kelompok terang (memahami) informasi-informasi yang disampaikan
penyuluh tersebut.
Penyuluhan adalah usaha yang dilakukan
seseorang/kelompok kepada orang lain dalam rangka memberikan informasi,
penjelasan sehingga orang lain tersebut menjadi paham tentang materi-materi
yang disampaikan. Misalnya; dikalangan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana,
pamong belajar dalam rangka melakukan penyuluhan tentang imunisasi, penimbangan
bayi, dan lain-lain. Pada penyuluhan, penyuluh berfungsi sebagai orang yang
aktif memberikan informasi, penjelasan kepada orang lain.
3. Sebagai
Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik atau memfasilitasi mereka sehingga mereka akan
aktif mengarahkan diri sendiri. Contoh dalam membangkitkan peran serta peserta
didik dalam mempelajari pesan-pesan pembangunan, digunakan permainan simulasi.
Kegiatan belajarnya dilakukan melalui kelompok belajar. Untuk menggerakkan
kegiatan belajar, permainan simulasi tersebut keberadaan dan berfungsi sebagai
fasilitator.
Fasilitator warga masyarakat di
desa/wilayah dimana ia tinggal, dilatih sebagai pemimpin kegiatan belajar pada
kelompok belajar, permainan simulasi untuk menyampaikan pesan-pesan kepada
masyarakat. Fasilitator berfungsi menumbuhkan atau mendorong peserta permainan
pada kejar.
4. Sebagai
Tutor
Pembelajaran masyarakat melalui kegiatan
pendidikan luar sekolah, misalnya program Paket A, B, dan C, dan dibimbing oleh
seorang tutor. Sebagai pendidik , maka tutor memiliki peranan dan fungsi yang
hampir bersamaan dengan peranan dan fungsi pada pendidikan sekolah (formal).
Secara umum, tugas dan fungsi tutor adalah merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
PERANAN DAN FUNGSI
PEMBIMBING DALAM PENCIPTAAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
A. SUASANA
BELAJAR YANG KONDUSIF
Dalam membelajarkan
orang dewasa perlu diciptakan suasana kondusif bagi terselenggaranya kegiatan
pembelajaran. Suasana yang kondusif tersebut akan tercipta dengan sendirinya
jika suasana belajar membelajarkan berlangsung dalam situasi berikut ini:
1.
Tidak Mendominasi
Orang
dewasa dalam kegiatan belajar tidak senang didiktekan oleh pendidiknya. Oleh
karena itu, dalam kegiatan belajar orang dewasa, pendidik tidak boleh
mendominasi kegiatan belajar. Pendidik lebih banyak memfasilitasi kegiatan
belajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan pendidik tidak lagi
dianggap sebagai orang yang serba tahu segalanya, pendidik lebih banyak membimbing
peserta didik, sehingga memudahkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dengan
cara yang demikian, pada gilirannya peserta didik dapat menemukan dan
mengarahkan dirinya sendiri. Begitu pula sebaliknya, peserta didik dalam
kegiatan belajar juga tidak boleh mendominasi dan menguasai kegiatan belajar,
peserta didik juga harus memperhatikan peserta didik lainnya.
2.
Saling Menghormati
Dalam
kegiatan belajar orang dewasa perlu dijaga agar selalu terpelihara suasana
hormat menghormati antara sesama peserta didik dan antar peserta didik dengan
pendidik. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat dalam pembelajaran orang
dewasa harus saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Seorang akan
merasa dihormati bila ada orang lain menghormatinya. Dalam kegiatan pembelajaran
orang dewasa hormat menghormati sangat penting artinya. Perilaku yang demikian
dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa akan menumbuhkan kepercayaan diri
peserta didik yang pada gilirannya akan menimbulkan keyakinan akan kemampuan
serta harga diri. Jadi, dalam kegiatan belajar orang dewasa sangat perlu
dipelihara adanya saling menghormati baik antara sesama peserta didik, maupun
antara peserta didik dengan pendidik.
3.
Saling Menghargai
Disamping
saling menghormati, dalam kegiatan belajar orang dewasa perlu pula dijaga agar
selalu terpelihara suasana saling menghargai anatar sesama peserta didik dan
antara peserta didik dengan pendidik.Karena, setiap orang yang terlibat dalam
pembelajaran orang dewasa harus saling menghargai antara satu dengan yang
lainnya.Seorang akan merasa dihargai jika ada orang lain menghargainya.Sama
halnya dengan saling menghormati, dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa
harga-menghargai sangat penting artinya.Selanjutnya, perilaku demikian akan menumbuhkan kepercayaan diri
peserta didik yang pada gilirannya akan menimbulkan keyakinan akan kemampuan
serta harga diri.Sehingga dalam kegiatan belajar orang dewasa-sama halnya
dengan saling menghormati-sangat diperlukan terpeliharanya tindakan saling
menghargai baik antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan
pendidik.
4.
Saling Mempercayai
Hal
yang lain paling krusial dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa adalah adanya
saling mempercayai antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran, teruatama sekali antara pendidik dengan peserta didik dan anatara
sesama peserta didik. Kepercayaan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta
didik akan meningkatkan harga diri peserta didik, karena yang bersangkutan
merasa”Diorangkan”.Sehubungan dengan itu, jika peserta didik menemukan sesuatu,
mengemukakan sesuatu, atau mendapat suatu ide yang menurut peserta didik adalah
sesuatu yang berharga, maka pendidik harus mencoba untuk menalar atau memahami
sesuatu itu tanpa ada unsur kecurigaan. Hargai dan percayailah temuan atau ide
peserta didik tersebut. Justru akan merugikan kegiatan belajar bila pendidik
mencurigai temuan ide-ide yang dikemukakan oleh peserta didik.Begitu juga
sebaliknya, pendidik harus mampu menanamkan kepercayaan peserta didik terhadap
dirinya, kemudian menjaga dan memeliharanya. Sebab, sekali peserta didik
kehilanghan kepercayaan, maka akan sulit untuk menumbuhkan kembali.
5.
Menemukan dan Memecahkan Masalah Sendiri
Dalam
bimbingan yang diberikan kepada peserta
didik yang terdiri dari orang dewasa, maka pendidik diharapkan tidak terhanyut
dengan suasana “keguruan“yang selalu terpancing oleh keinginan untuk memberi
tahu dan menunjukkan.Dalam kegiatan pembelajaran, biarkan lah peserta didik
bereksplorasi, sehingga dengan sendirinya mereka dapat menemukan sendiri
pemecahan masalah yang dihadapinya.Sebab, seharusnya dalam kegiatan
pembelajaran orang dewasa, pendidik lebih bersifat sebagai penunjuk jalan, atau
paling tinggi memberikan kemungkinan-kemungkinan atau alternatif,keputusan
terakhir haruslah tetap beradaditangan peserta didik. Sebab, pada dasarnya yang
akan menentukan nasib seseorang itu adalah dirinya sendiri. Tidak ada gunanya
paksaan dari seseorang untuk mengikuti apa yang disampaikan orang lain.Pada
akhirnya yang bersangkutan jugalah yang menentukan nasibnya berdasarkan
upayanya sendiri.Oleh karena itu, suasana menemukan atau memecahkan
permasalahan sendiri perlu ditumbuhkembangkan dalam kegiatan pembelajaran orang
dewasa.
6.
Tidak Mengancam
Orang
dewasa menganut sistem nilai yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.Oleh
karena itu, masing-masing akan mempunyai pendapat dan pendirian yang berbeda
pula. Perbedaan-perbedaan tersebut akan saling memperkaya antara satu peserta
didik dengan peserta didik yang lainnya, jika masing-masingnya dapat
mengemukakan pendapat, isi hati, dan pikiran masing-masing tanpa rasa
takut-walaupun mereka saling mengetahui adanya perbedaan antara mereka dan
bahkan antara mereka(peserta didik) dengan pendidik. Peserta didik harus
diyakinkan bahwa dalam kegiatan belajar boleh berbeda dab berbuat salah tanpa
adanya rasa terancam, misalnya dianggap tidak becus oleh pendidik,
diberhentikan dalam kegiatan belajar, cemoohan, baik oleh peserta didik yang
lain, apa lagi oleh pendidik.
7.
Keterbukaan
Semua
orang yang terlibat dalam pembelajaran orang dewasa perlu menyadari pentingnya
memelihara suasana keterbukaan, terutama sekali pendidik dan peserta didik.
Keterbukaan tersebut dalam bentuk keterbukaan dalam mengungkapkan diri sendiri
serta terbuka untuk mendengarkan dan memahami orang lain dari sisi orang lain
itu sendiri.Sehingga tiap warga belajar tidak merasa risih untuk berterus
terang, misalnya ketika ada dianatara mereka tidak mengerti atau paham dengan
masalah yang sedang dpelajari. Dalam suasan keterbukaan, sagala alternatif
pemecahan masalah dapat digali dan wawasan peserta didik jadi terbuka dan luas.
Meskipun demikian, keterbukaan tidak boleh mengakibatkan orang lain jadi
tersudutkan, misalnya merasa dapat ejekan, hinaan, dan bahkan dipermalukan.
8.
Mengakui Kekhasan Pribadi
Sebagai
pribadi yang unik, manusia belajar secara khas dan unik pula. Masing-masing
diwarnai oleh tingkat kecerdasan sendiri, kepercayaan diri, dan perasaan
masing-masing. Oleh karena itu tidak mungkin mengharapkan respon yang sama dari
peserta didik terhadap objek belajar yang dihadapkan kepadanya. Oleh karena itu
pendidik harus memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing peserta didik.
Harus diakui bahwa masing-masing peserta didik adalah pribadi yang khas(unik), oleh karena itu tidak boleh
sama antara yang satu dengan yang lainnya.
9.
Membenarkan Perbedaan
Keseragaman
adalah suatu hal yang membosankan. Adalah suatu yang menyulikan untuk mengakui
hanya ada suatu kebenaran, hanya satu metode yang benar, dan hanya ada satu
sikap yang benar dalam kehidupan ini. Tidak dapat tidak, harus diakui bahwa
manusia diwarnai oleh latar belakang pendidikan(formal,informal dan non
formal), latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lalu-masing-masing
memberikan sumbangan yang sangat berarti karakteristik individu. Pengakuan
terhadap perbedaan tersebut sangat menentukan efektivitas belajar orang
dewasa-terutama jika perbedaan tersebut dianggap wajar dan bahkan bermanfaat
bagi peningkatan kualitas belajar.
10.
Kebebasan untuk Berbuat
Orang
dewasa akan belajar dengan baik jika kepada mereka diberi hak untuk berbuat
salah. Dengan hak yang demikian akan menimbulkan keberanian dalam mencoba
prilaku baru,sikap baru, dan mau mencobakan pengetahuan baru.Hak yang demikian
perlu diberikan menhgingat bahwa segala sesuatu yang baru mengandung resiko
terjadinya kesalahan.Sedangkan kesalahan dan kekeliruan adalah bagian yang
wajar dari suatu kegiatan belajar.
11.
Membolehkan Keraguan
Orang
dewasa yang berkumpul bersama untuk belajar sering kali menghasilkan beberapa
alternatif, menghasilkan beberapa teori, tidak jarang kesemua itu tampak sama baiknya atau sama buruknya.Oleh
karena itu, pemaksaan untuk menerima salah satu sebagai suatu yang paling tepat
atau yang paling benar akan menghambat proses pembelajaran.Biarkan peserta
didik untuk ragu trhadap[ suatu keadaan dalam jangka waktu yang cukup, sehingga
pada akhirnya sampai kepada keputusan akhir yang memuaskan mereka, tanpa
keterpaksaan.
12.
Evaluasi Bersama dan Sendiri
Berbeda
dengan pendidikan anak(formal), evaluasi hasil belajar lebih banyak dilakukan
oleh orang lain, terutama sekali pada guru. Guru mengevaluasi sejauh mana murid
menguasai materi pembelajaran tertentu. Lain halnya terhadap pendidikan orang dewasa,
evaluasi dilakukan oleh peserta didik sendiri, mereka menilai sendiri hasil
yang mereka peroleh. Evaluasi lebih diarahkan kepada evaluasi diri. Selain itu,
evaluasi juga dilakukan secara bersama. Dalam kelompok, peserta didik secara
bersama menilai apakah mereka paham dengan kegiatan-kegiuatan yang mereka
lakukan serta apa manfaat yang telah dan akan mereka peroleh.Melalui evaluasi
bersama dan evaluasi diri diketahuilah kelebihan dan kekurangan masing-masing.