A. Batasan
kedewasaan
1.
Dewasa Secara Biologis
Seseorang
individu telah mengalami kematangan dalam melakukan hubungan seksual dengan
lawan jenisnya mulai usia 12-16 tahun, karena memang pada usia tersebut si
individu telah berada dalam masa pubertas, dimana organ-organ kelamin manusia
pada usia tersebut telah aktif berfungsi dan berperan sebagaimana individu yang
telah dewasa lainnya.
2.
Dewasa Secara Sosiologis
Dalam
masyarakat yang serba komplek atau modern yang diperlukan masa yang panjang
untuk belajar supaya sanggup mandiri dalam masyarakat itu. Adakalanya umur 23
tahun sedang berada dibangku kuliah yang sepenuhnya dibiayai oleh orang tuanya.
Dengan kata lain, individu yang telah berusia23 tahun, walaupun badannya telah
dewasa, akan tetapi ekonomi dan sosial budayanya akan bergantung kepada orang
tua.
3.
Dewasa Secara Pedagogis
Dalam
masyarakat sederhana seperti kehidupan nelayan di suatu pulau terpencil, dimana
tugas si bapak adalah sebagai nelayan yang sangat sederhana yakni menangkap
ikan di laut dengan menggunakan perahu serta alat tangkap ikan yang sederhana
pula. Dalam kondisi yang demikian si anak laki-laki yang berumur 14 tahun telah
mampu mandiri pula sebagaimana ayahnya dalam hal menangkap ikan.
4.
Dewasa Secara Psikologis
Seseorang
dikatakan telah dewasa secara psikologis karena ia sudah dapat mengarahkan diri
sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggungjawab terhadap segala
tindakannya, mandiri serta dapat mengambil keputusan sendiri.
5.
Dewasa Secara Hukum
a. Kedewasaan
menurut lalu lintas/membawa kendaraan bermotor
Untuk mendapat SIM
(surat izin mengemudi) kendaraan bermotor di Indonesia, seseorang yang telah
mencapai usia 18 tahun baru diperbolehkan untuk membawa kendaraan bermotor di
jalan raya umum. Artinya, seseorang yang berumur 18 tahun telah dewasa untuk
diberi izin menjalankan kendaraan bermotor apabila yang bersangkutan mempunyai
kemampuan untuk itu.
b. Kedewasaan
menurut aturan/pemilihan umum di Indonesia
Dari aspek umur,
seorang telah dapat dikategorikan dewasa untuk melakukan hak pilihnya apabila
telah mencapai usia 17 tahun. Selain dari itu, status seseorang juga dapat
menentukan kedewasaannya untuk melakukan hak pilih. Yang dimaksud hak pilih
disini adalah status perkawinannya. Jadi, apabila seseorang telah kawin,
walaupun yang bersangkutan berusia di bawah 17 tahun telah dianggap dewasa
(matang) untuk melakukan hak pilihnya.
c. Kedewasaan
menurut aturan/undang-undang perkawinan
Seseorang yang telah
berusia 21 tahun telah dianggap dewasa dalam menentukan pilihannya untuk
mencari jodoh. Jadi, pada usia 18 tahun seseorang telah dianggap dewasa dalam
menentukan sikapnya untuk kawin, dan tidak dapat dihalangi oleh orang lain,
termasuk orang tuanya.
B. Fase-fase
Dewasa dan Tugas Perkembangannya
1.
Ciri-ciri
dan Tugas Perkembangan Orang Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial
yang baru. Manusia dewasa muda diharapkan memainkan peranan-peranan baru dalam
hal-hal sebagai suami/istri, orang tua dan sebagai pemimpin rumah tangga, serta
mengembangkan sikap-sikap, minat-minat dan nilai-nilai dalam memelihara
peranan-peranannya yang baru tersebut.
Ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu:
a. Usia Reproduktif (Reproductive Age)
Apabila seseorang telah mulai memasuki hidup berumah-tangga
dalam akhir masa remaja, maka orang dewasa yang bersangkutan mempersiapkan diri
mengambil peranannya sebagai orang dewasa sejak usia dua puluhan sampai akhir
usia tiga puluhan. Misalnya dalam hal melahirkan dan membesarkan anak-anak,
karena “produktivitas” atau kesuburan yang dimanfaatkan dengan cepat (akhir
masa remaja), maka banyak diantara orang dewasa ini yang telah memiliki cucu
sebelum mereka mengakhiri masa dewasa awal.
b. Usia Memantapkan Letak Kedudukan
(Setting-down age)
Adanya penyelesaian segera terhadap persoalan hidup
seseorang, khusus dalam hal diperolehnya kemantapan kedudukan dalam masa dewasa
ini, akan dapat mendatangkan kepuasan dalam hidup orang dewasa. Kepuasan dapat
dicapai jika seseorang dapat menyeimbangkan antara dorongan-dorongan,
minat-minat dengan kemampuannya, sehingga memperoleh kedudukan yang pantas atau
sesuai.
c. Usia Banyak Masalah (Problem Age)
Setiap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu
dalam masa dewasa awal ini; baik persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman
hidup maupun persoalan keuangan, semuanya diperlukan adanya penyesuaian di
dalamnya. Banyak dewasa awal yang tidak mengalami persoalan serius dalam proses
penyesuaian itu. Akan tetapi, dengan adanya kesempatan memperoleh bantuan pemecahan
masalah misalnya dari pihak keluarga, lembaga-lembaga bimbingan keluarga dan
bimbingan pribadi/sosial, para dewasa awal bermasalah inipun dapat memperoleh
kepuasan hidup, jika mereka terbantu memecahkan persoalan-persoalannya.
d. Usia Tegang dalam Hal Emosi
(Emotional Tension)
Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul itu bergantung pada ketercapaian penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi, dan sejauh mana sukses atau kegagalan yang
dialami. Kekhawatiran yang berhubungan dengan keuangan dirasakan orang dewasa
memuncak sekitar usia 30an, sebab dalam usia itu dicapai pula puncak persoalan
ekonomi di dalam bisnis dan kehidupan berumah tangga.
Tugas perkembangan orang dewasa awal, yaitu:
a. Pemilihan teman hidup, calon suami
atau calon istri,
b. Belajar hidup bersama dengan
partner hidup yaitu suami atau istri,
c. Memulai hidup berkeluarga,
d. Mengurus anak,
e. Mengelola rumah,
f. Memperoleh pekerjaan,
g. Mengambil bagian dalam
tanggungjawab kewarganegaraan,
h. Menemukan suatu bentuk kelompok
sosial yang harmonis dalam hidup berkeluarga.
2.
Ciri-ciri
dan Tugas Perkembangan Masa Setengah Baya
Tugas perkembangan masa setengah
baya, yaitu:
a. Mencapai tanggungjawab sosial dan
kewarganegaraan yang dewasa,
b. Membina dan mempertahankan standar
ekonomi kehidupan,
c. Membantu anak-anak belasan tahun
untuk menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan berbahagia,
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan
pengisian waktu senggang secara dewasa,
e. Menghubungkan diri sendiri dengan
istri atau suami sebagai seseorang pribadi,
f. Menyesuaikan diri dengan perubahan
fisiologis yang terjadi pada periode usia pertengahan,
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua
yang sudah lanjut.
3.
Ciri-ciri
dan Tugas Perkembangan Orang Dewasa Akhir
Tugas perkembangan orang dewasa
akhir, yaitu:
a. Menyesuaikan diri dengan kekuatan
dan kesehatan fisik yang semakin menurun,
b. Menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan penurunan pendapatan,
c. Menyesuaikan diri dengan keadaan
ditinggal oleh suami atau istri yang meninggal terlebih dahulu,
d. Membina hubungan bantu membantu yang
eksplisit dengan kelompok orang seusia,
e. Menemukan kewajiban-kewajiban
sosial dan kewarganegaraan,
f. Membina pengaturan hidup fisika
yang memuaskan.
BAG 2
BAG 2
A. PENGERTIAN
ORANG DEWASA
Istilah
dewasa menggambarkan segala organisme yang telah
matang, tapi lazimnya merujuk pada manusia, orang yang bukan lagi anak-anak
dan telah menjadi pria
atau wanita dewasa.
Saat ini, dewasa dapat
didefinisikan dari aspek biologi
yaitu sudah akil baligh, hukum
sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah,
menurut Undang-undang perkawinan
yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter pribadi yaitu kematangan
dan tanggung jawab. Berbagai
aspek kedewasaan ini sering tidak konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat
saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku
dewasa, tapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah
umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap
dewasa, tapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan
karakter dewasa.
Batasan
orang dewasa secara kronologis terentang dari usia 20-70 tahun yang dapat
dikelompokan menjadi tiga masa, yaitu dewasa muda (20-40 tahun), tengah baya
(40-55) tahun dan tua atau lanjut usia (55-70 tahun).
B. CIRI-CIRI
ORANG DEWASA
Berbicara tentang dewasa sampai saat ini standar
baku kapan dan dalam usia berapa tahun seseorang dikatakan dewasa masih belum
ditemukan. Karena ternyata tidak ada ukuran tunggal untuk menentukan
kedewasaan, kedewasaan bukan hanya menyangkut umur atau status tertentu,
melainkan juga banyak bidang lain seperti perasaan, sikap, pandangan,
orientasi, perilaku atau lainnya. Dewasa dalam umur belum merupakan jaminan
dewasa salam bidang lainnya.
1.
Ciri-ciri
dan Tugas Perkembangan Orang Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial
yang baru. Manusia dewasa muda diharapkan memainkan peranan-peranan baru dalam
hal-hal sebagai suami/istri, orang tua dan sebagai pemimpin rumah tangga, serta
mengembangkan sikap-sikap, minat-minat dan nilai-nilai dalam memelihara
peranan-peranannya yang baru tersebut.
Ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu:
a. Usia Reproduktif (Reproductive Age)
Apabila seseorang telah mulai memasuki hidup berumah-tangga
dalam akhir masa remaja, maka orang dewasa yang bersangkutan mempersiapkan diri
mengambil peranannya sebagai orang dewasa sejak usia dua puluhan sampai akhir
usia tiga puluhan. Misalnya dalam hal melahirkan dan membesarkan anak-anak,
karena “produktivitas” atau kesuburan yang dimanfaatkan dengan cepat (akhir
masa remaja), maka banyak diantara orang dewasa ini yang telah memiliki cucu
sebelum mereka mengakhiri masa dewasa awal.
b. Usia Memantapkan Letak Kedudukan
(Setting-down age)
Adanya penyelesaian segera terhadap persoalan hidup
seseorang, khusus dalam hal diperolehnya kemantapan kedudukan dalam masa dewasa
ini, akan dapat mendatangkan kepuasan dalam hidup orang dewasa. Kepuasan dapat
dicapai jika seseorang dapat menyeimbangkan antara dorongan-dorongan,
minat-minat dengan kemampuannya, sehingga memperoleh kedudukan yang pantas atau
sesuai.
c. Usia Banyak Masalah (Problem Age)
Setiap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu
dalam masa dewasa awal ini, baik persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman
hidup maupun persoalan keuangan, semuanya diperlukan adanya penyesuaian di
dalamnya. Banyak dewasa awal yang tidak mengalami persoalan serius dalam proses
penyesuaian itu. Akan tetapi, dengan adanya kesempatan memperoleh bantuan
pemecahan masalah misalnya dari pihak keluarga, lembaga-lembaga bimbingan
keluarga dan bimbingan pribadi/sosial, para dewasa awal bermasalah inipun dapat
memperoleh kepuasan hidup, jika mereka terbantu memecahkan
persoalan-persoalannya.
d. Usia Tegang dalam Hal Emosi
(Emotional Tension)
Ketegangan
emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul itu
bergantung pada ketercapaian penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang
dihadapi, dan sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami. Kekhawatiran yang
berhubungan dengan keuangan dirasakan orang dewasa memuncak sekitar usia 30an,
sebab dalam usia itu dicapai pula puncak persoalan ekonomi di dalam bisnis dan
kehidupan berumah tangga.
Namun secara umum kedewasaan dapat dilihat dari
beberapa aspek, diantaranya:
1.
Dewasa secara fisik, dimana
organ-organ reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan
produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada
wanita. Selain perkembangan sel-sel otot tubuh yang menandakan sekaligus
membedakan pria dan wanita.
2.
Dewasa secara psikologis,
yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik
yang terjadi dalam kehidupan.
3.
Dewasa secara sosial-ekonomi,
ditampakkan dalam kemampuan seseorang untuk mandiri, membiyayai kebutuhan hidup
sendiri dan menangani berbagai hal dengan kemampuan sendiri.
Selain tiga point di atas
kedewasaan juga dapat dilihat dari beberapa kemampuan seperti:
1.
Kemampuan mengenali dan menerima diri sendiri.
2.
Kemampuan menerima keberadaan orang lain.
3.
Kemampuan mengarahkan hidup kepada orang
lain.
4.
Kemampuan berpikirdan bertindak mandiri,
menyuruh dan melarang diri sendiri, tahu tugas dan tanggung jawab, serta mampu
membedakan mana yang benar dan tidak benar.
Lalu ciri-ciri tidak
dewasa yang diantaranya:
1.
Emosional.
Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak dan berpikir. Sedangkan, orang
dewasa berpikir, bertindak dan akhirnya merasakan. Artinya, seorang yang dewasa
adalah pribadi yang dengan tenang mempertimbangkan setiap keputusannya dan
tidak terjebak dalam emosi, perasaan dan pengaruh lingkungan belaka. Kedewasaan
menuntut pemahaman akan kebenaran itu tanpa emosi yang meledak-ledak tak
terkontrol.
2.
Egois. Setiap
orang memiliki ego, namun orang yang tidak dewasa sering melampaui egonya
sehingga menjadi egois. Ia pun tidak menyadari bahwa dirinya egois. Semakin
egois, ia semakin jauh untuk melampaui kedewasaan. Kedewasaan memang menyadarakan
akan eksistensi diri yang sesunguhnya, tapi bukan mementingkan diri sendiri dan
menghempaskan eksistensi orang lain.
3.
Tidak konsisten.
Dasar dari karakter seorang yang dewasa adalah konsisten. Sebaliknya, bila
seseorang masih bersikap tidak konsisten, mudah terpengaruh terhadap hal-hal
baru yang merusak komitmen sebelumnya alias tidak setia dan mata keranjang,
maka sulit baginya untuk mencapai kedewasaan sekali pun usia memenuhi untuk
dewasa. Konsistensi memang selayaknya dimiliki oleh orang yang sudah mencapai
usia dewasa, namun banyak juga yang tidak memperhatikan konsistensi dirinya,
baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain.
4.
Tidak tepat janji.
Perkataan orang dewasa adalah ukuran dari karakternya. Bila perkataannya dapat
dipegang dan dipercaya, berarti kedewasaan teruji. Namun bila perkataan yang
keluar dari mulutnya sekedar kata-kata tanpa makna yang mudah untuk diingkari,
berarti ia belum dewasa. Semakin intens dalam menepati janji, semakin teruji
kedewasaannya. Dan biasanya orang yang tidak dewasa mudah mengumbar janji
padahal ia sendiri belum tahu apakah dirinya dapat menepati janji itu.
5.
Tidak bertanggung jawab.
Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut memiliki tanggung jawab, baik terhadap
dirinya maupun terhadap orang lain. Namun, kesadaran akan tanggung jawab hanya
ada dalam pikiran orang dewasa. Orang yang tidak dewasa cenderung bingung
dengan tanggung jawab dan sering mencari kambing hitam untuk melimpahkan
tanggung jawab itu.
6.
Suka bersembunyi. Setiap
orang tentu akan ditimpa berbagai masalah yang tak jarang masalah itu muncul
dalam bentuk yang sangat sulit hingga mencapai tahap yang sangat kritis. Pada
saat kritis terjadi, pada saat itulah kedewasaan di uji. Orang yang dewasa akan
dengan berani menghadapi masalah itu. Namun orang yang tidak dewasa akan lari
dan bersembunyi, seolah dengan begitu masalah akan selesai.
7.
Hanya berespon terhadap pemaksaan.
Orang yang belum dewasa adalah orang yang hanya berespon apabila dipaksa atau
ditekan. Keterpaksaan dan tekanan itu bisa dalam bentuk harapan untuk mendapat
imbalan, subordinasi, kompensasi, atau rasa frustasi.
Ciri-ciri
orang dewasa menurut Gordon Allport antara lain:
1. Adanya
usaha pribadi pada salah satu laangan yang penting dalam kebudayaan, seperti
pekerjaan, politik, agama, sni dan ilmu pengetahuan.
2. Kemampuan
untuk mengadakan kontak yang hangat dalam hubungan-hubungan yang fungsional dan
tidak fungsional.
3. Adanya
duatu stabilitas yang fundamental dalam dunia perasaan dan dalam hubungannya
dengan penerimaan diri sendiri.
4. Pengmatan,
pikiran, dan tingkah laku menunjukan sifat realitas yang jelas, tetapi masih
ada relativitasnya.
5. Dapat
melihat diri sendiri seperi adanya dan melihat segi kehidupan yang
menyenangkan.
6. Menemuka
suatu bentuk kehidupan yang sesuai dengan gambaran dunia atau filsafat hidup
yang dapat merangkum kehidupan menjadi suatu kesatuan.
Ciri-ciri orang dewasa yang akan ikut
menentukan keberhasilan proses belajarnya yang perlu dipahami oleh pemandu
adalah sebagai berikut.
1.
Orang
dewasa memberikan perhatian lebih pada hal-hal yang menarik baginya dan menjadi
bagian dari kebutuhannya.
2.
Orang
dewasa lebih suka dihargai daripada diberikan hukuman atau disalahkan.
3.
Orang
dewasa biasa menilai rendah terhadap kemampuannya.
4.
Orang
dewasa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat praktis.
5.
Orang
dewasa membutuhkan waktu belajar yang relatif lebih lama, akrab dan menjalin
hubungan yang erat.
6.
Konsep
diri orang dewasa berubah, dari seseorang yang tergantung menjadi mengatur diri
sendiri
7.
Orang
dewasa memiliki sejumlah pengalaman dan pemahaman yang semakin banyak, yang
berfungsi sebagai sumber daya pembelajaran yang kaya
8.
Kebutuhan
untuk belajar akan lebih banyak berorientasi pada tugas perkembangan dari peran
sosial
9.
Perspektif
orang dewasa dalam menggunakan pengetahuan berubah dari penerapan yang tertunda
menjadi penerapan segera.
C. PERAN
DAN FUNGSI ORANG DEWASA
Fungsi orang
dewasa dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak di rumah:
1.
sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak.
2.
menjamin
kehidupan emosional anak.
3.
menanamkan
dasar pendidikan moral anak.
4.
memberikan
dasar pendidikan sosial.
5.
meletakan
dasar-dasar pendidikan agama.
6.
bertanggung
jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak.
7.
memberikan
kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupan kelak sehingga ia mampu
menjadi manusia dewasa yang mandiri.
8.
menjaga
kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang
utuh.
9.
memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama sesuai
ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhir manusia.
Fungsi
orang dewasa dalam mendukung pendidikan anak di sekolah:
1.
orang
tua bekerjasama dengan sekolah.
2.
sikap
anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua terhadap
sekolah, sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan orang tua terhadap
sekolah yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.
3.
orang
tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan
pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya.
4.
orang
tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar di rumah,
membuat pekerjaan rumah dan memotivasi dan membimbimbing anak dalam
belajar.
5.
orang
tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak.
6.
orang
tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan
mendampingi selama menjalani proses belajar di lembaga pendidikan.
D. PROSES
BIMBINGAN ORANG DEWASA
Matewson
menyarankan hendaknya dalam program bimbingan itu menyangkut:
1. Kegiatan
Bimbingan (Proses yang menyangkut penilaian, penyesuaian organisasi yang
berkembang) haruslah dilakukan secara kontinyu sejak dari taman kanak-kanak
sampai pada pendidikan dewasa, termasuk tingkatan akademik dan universitas, dan
juga pelayanan-pelayanan masyarakat bagi
para pemuda dan orang dewasa yang sudah keluar dari sekolah.
2. Proses
bimbingan haruslah menyerap dalam setiap kegiatan sekolah dan dilakukan oleh
guru-guru serta orang-orang yang memiliki keahlian khusus dalam hal itu.
3. Program
bimbingan hendaklah definitive (tegas, jelas batasannya) mudah dipahami
bagaimana prosedurnya dan kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan.
4. Semua
fase dari program bimbingan haruslah dikoordinasi termasuk kegiatan-kegiatan
masyarakat, dalam suatu pelayanan yang disusun secara teratur dan sistematis,
berbagai pelayanan diarahkan pada tujuan yang sama.
5. Program
itu hendaklah mengarahkan titik perhatiannya pada tujuan-tujuan dan masalah
masalah individu murid.
waduh , aku ngak bisa membaca sih , tulisannya lagi kabur . gimana sih ?
BalasHapusAYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
BalasHapusADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada, Kecuali Poker ||
FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
BBM : D89CC515
sabung ayam
agen terpercaya
bandar judi