A. PENGERTIAN
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Pendidikan orang dewasa mempunyai
beberapa definisi. UNESCO mendefinisikan pendidikan orang dewasa merupakan “keseluruhan
proses pendidikan yang diorganisasikan, yang melanjutkan maupun menggantikan
pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang
membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya,
memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya,
dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap
perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,
ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas”.
Sedangkan
Reeves, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah
suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu
tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.
Secara
umum, pendidikan orang dewasa merupakan proses ketika seseorang dalam waktu
teretentu, mengikuti pendidikan secara teratur berdasarkan kebutuhannya untuk
memecahkan masalah diri sendiri atau masyarakat karena adanya
perubahan-perubahan informasi, pengetahuan, atau keterampilan penghayatan dan
sikap.
Pendidikan
orang dewasa mulai diorganisasikan secara sistematis sekitar tahun 1920. Pada
saat itu pendidikan dirumuskan sebagai suatu proses yang menimbulkan keinginan
untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat. Belajar bagi
orang dewasa adalah bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk selalu bertanya
dan mencari jawabannya.
Pendidikan
orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan
anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan peniruan,
sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan kehidupan
mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan
yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.
Ciri-ciri orang dewasa yang akan ikut
menentukan keberhasilan proses belajarnya yang perlu dipahami oleh pemandu
adalah sebagai berikut.
• Orang dewasa memberikan perhatian lebih
pada hal-hal yang menarik baginya dan menjadi bagian dari kebutuhannya.
• Orang dewasa lebih suka dihargai daripada
diberikan hukuman atau disalahkan.
• Orang dewasa biasa menilai rendah terhadap
kemampuannya.
• Orang dewasa lebih menyenangi hal-hal yang
bersifat praktis.
• Orang dewasa membutuhkan waktu belajar yang
relatif lebih lama, akrab dan menjalin hubungan yang erat.
B. TUJUAN
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Tujuan
utama dari pendidikan orang dewasa adalah:
a. Untuk
membantu setiap orang dewasa untuk mengembangkan diri melalui pendidikan.
b. Memberikan
kemampuan untuk dapat berbuat seperti yang diperbuat orang lain,
c. Member
kemampuan untuk dapat menolak atau menerima hal-hal yang berhubungan dengan
perkembangan mereka.
d. Tujuan POD bagi pengembang
kecerdasan / intelektual warga belajar,
e. Tujuan POD bagi aktualisasi dari
indvidu peserta belajar
f. Tujuan POD bagi bagi pengembangan
personal dan sosial warga belajar
g. Tujuan POD bagi perubahan sosial
(masyarakat)
h. Tujuan POD bagi pengembangan SDM
dalam organisasi kerja (efektivitas organisasi).
C. AZAS
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Azas
pendidikan orang dewasa adalah pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education).
Ini disebabkan karena pendidikan orang dewasa menunjukkan bahwa proses
pendidikan itu berlangsung sepanjang hidup manusia. Tidak ada istilah
terlambat, terlalu tua atau terlalu dini untuk belajar, sebab memang
berlangsung dan dapat diarahkan dan diintensifkan disepanjang hidup manusia.
Pengalaman belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu sadar dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan sepanjang hayat sebagai asas,
kesadaran baru, harapan baru guna mencari ilmu pengetahuan, pengalaman-pengalaman
baru dan pemikiran baru, kapanpun dimanapun, di dalam keluarga, sekolah,
ataupun di dalam masyarakat.
D. SASARAN
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Sasaran kelompok orang dewasa yang
beraneka ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya,
pelajarannya dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional (Functional
Literacy program) warga belajrnya orang dewasa yang masuk buta huruf dan
sering terdiri ekonominya msikin. Sedang Pendidikan kepelatihan di industri/perkantiran
warga belajarnya adalah para pekerja maupun sifat yang umumnya tingat
pendidikannya cukup tinggi dn kondisi ekonominya cukup baik.
E. PENDIDIKAN
ORANG DEWASA DALAM KERANGKA PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
Pendidikan
sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang
hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia
dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Menurut
konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap
sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem
yang terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan
masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki
kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebahagian
besar masyarakat suatu bangsa masih banyak yang buta huruf, maka upaya
pemeberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa mendapat prioritas dalam
sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara industri yang telah maju
pesat, masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan memperoleh perhatian dalam
sistem ini.
Pendidikan
bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak
lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang
individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak
diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua – anak. Dalam
berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan
tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
Pendidikan
di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga
tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan
secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan,
dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh
karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti
saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang
diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani
oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan
pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan
langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan
kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian
tenaga kerja.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaaf sebelumnya, ini referensi dari mana?
BalasHapustulisannya tidak terbaca kak. harusnya latar belakang kalau warna putih maka warna hurufnya harus warna gelap. maaf kak
BalasHapus