A.
PENDIDIKAN ORANG DEWASA YANG TUMBUH DAN
BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT
Sebagaimana yang dikemukakan Knowles
(1970) andragogi sekurang-kurangnya didasarkan pada empat asumsi, yakni:
(1)
Konsep dirinya bergerak dari pribadi yang
tergantung ke arah pribadi yang mandiri,
(2)
Manusia mengakumulasikan banyak pengalaman yang
diperolehnya, sehingga menjadi suatu sumber belajar yang berkembang,
(3)
Kesiapan belajar manusia secara meningkat
diorientasikan pada tugas perkembangan peranan sosial yang dibawa, dan
(4)
Perspektif waktunya berubah dari suatu
pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera secara
seiring orientasinya terhadap belajar beralih dari suatu orientasi terpusat
pada mata pelajaran kepada orientasi terpusat pada mata pelajaran kepada
orientasi terpusat pada masalah.
Jenis-jenis pendidikan dilaksanakan oleh pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM). PKBM merupakan pusat (centra) dan atau wadah seluruh
kegiatan belajar masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian,
hobi atau bakatnya yang dikelola/diselenggarakan oleh diri dan untuk
masyarakat. PKBM diharapkan sebagai wahana untuk mempersiapkan warga masyarakat
untuk lebih aktif dalam memilih kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal
peningkatan masyarakatnya. PKBM juga merupakan salah satu upaya untuk lebih
memberdayakan masyarakat sekaligus menyongsong diberlakukannya otonomi daerah
secara lebih luas. Kegiatan-kegiatan PLS yang dilaksanakan PKBM adalah:
1.
Life Skill
a.
Pengertian
Pendidikan kecakapan hidup merupakan satu
upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan seseorang untuk melaksanakan
hidup dan kehidupannya secara tepat guna dan berdaya guna. Dalam kehidupan
sehari-hari, setiap orang dituntut untuk memiliki sekaligus 4 jenis kecakapan (Life Skill), yaitu:
~
Kecakapan Pribadi
Kecakapan pribadi mencakup kecakapan
untuk mengenal diri sendiri, kecakapan berfikir secara rasional dan kecakapan
untuk tampil dengan percaya diri yang mantap.
~
Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial mencakup kecakapan
untuk berkomunikasi, melakukan kerja sama, bertenggang rasa, dan memiliki
kepedulian serta tanggungjawab sosial dalam hidup bermasyarakat.
~
Kecakapan Akademik
Adalah kecakapan untuk merumuskan dan
memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses berpikir kritis, analitis, dan
sistematis. Demikian yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukan
penelitian, eksplorasi, inovasi dan kreasi melalui pendekatan ilmu, selain itu
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi untuk mendukung
kegiatannya.
~
Kecakapan Vocational
Adalah kecakapan vocational mencakup
kecakapan yang berkaitan dengan bidang keterampilan-keterampilan professional
tertentu dalam dunia usaha dan industry, baik untuk dipergunakan bekerja
sebagai karyawan/karyawati maupun usaha mandiri.
b.
Tujuan
Memberikan kecakapan hidup kepada peserta
didik agar memiliki:
1)
Keterampilan, pengetahuan dan setiap yang
dibutuhkan dalam memenuhi dunia kerja, baik bekerja mandiri (wirausaha) dan
bekerja pada perusahaan produk jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk
memenuhi kebutuhan kehidupannya.
2)
Motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat
penghasilan, yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.
3)
Kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
pendidikan untuk dirinya sendiri, maupun untuk anggota keluarga.
4)
Kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan
sepanjang hayat dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan disetiap lapisan
masyarakat.
c.
Pengelolaannya
1)
Perencanaan
Kegiatan life skill ini direncanakan
oleh PKBM, sebelum PKBM merencanakan, kegiatan diawali dengan identifikasi kebutuhan bekerja
masyarakat. Kegiatan yang diawali dengan kebutuhan belajar masyarakat akan
lebih efektif dalam pelaksanaannya.
2)
Pelaksanaan
Kegiatan life skill ini dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini melibatkan narasumber
yang terkait dengan program/kegiatan yang telah direncanakan. Sarana/prasarana
yang telah tersedia haruslah relevan dengan program yang telah direncanakan.
Pada pelaksanaan kegiatan ini harus mengacu/berpedoman kepada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Dirjen PLS Depdiknas.
3)
Evaluasi
Kegiatan life skill ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan tercapai. Untuk menilai program ini
dilakukan dengan melihat sesuai penerapan kegiatan di dalam masyarakat. Semakin
banyak anggota life skill menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap,
semakin berhasil kegiatan ini. Selanjutnya program ini berhasil dapat dilihat
dari tingginya etos kerja warga belajar dan dapat menghasilkan karya yang
unggul dan maupun bersaing dengan pasar global.
2.
Majlis Taklim
a.
Pengertian
Majlis taklim adalah sekelompok masyarakat,
atau sekumpulan orang-orang yang ingin mendalami ajaran agama islam, biasanya
majlis taklim ini ada di kelurahan atau di kenagarian ataupun jorong. Pada
kegiatan majelis taklim ini, materi yang dipelajari meliputi: ibadah, syari’at,
dan muamalat. Kehadiran majelis taklim ini, sudah jelas sangat bermanfaat bagi
masyarakat terutama dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa, meningkatkan hubungan sesama manusia, meningkatkan keimanan dan mendalami
syariat islam.
b.
Tujuan
Secara spesifik, tujuan dari majelis taklim
ini adalah:
~
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
~
Meningkatkan kualitas pemahaman agama,
~
Memperkokoh dakwah Islamiyah,
~
Beramal sesuai dengan ilmu dan agama yang
dipelajari,
~
Meningkatkan syariat agama Islam,
~
Memberikan pelajaran dan pembinaan terhadap
masyarakat, dan
~
Menyemarakkan dan memakmurkan masjid-masjid.
c.
Pengelolaan
1)
Perencanaan
Kegiatan majelis taklim ini
direncanakan oleh pengurus serta anggota. Perencanaan disusun atas dasar
kebutuhan belajar anggota-anggota. Pada umumnya kegiatan-kegiatan direncanakan
dalam bentuk jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan mendalam ajaran agama biasanya 5 kali
seminggu.
2)
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pada kelompok
majelis taklim ini sangat ditentukan dari tersedianya waktu anggota dan
disepakati secara bersama.
3)
Evaluasi
Kegiatan evaluasi pada majelis taklim
ini tidak ada evaluasi yang berprogram, sesuai dengan ciri pendidikan luar
sekolah, evaluasi banyak diarahkan kepada self evaluation (evaluasi diri).
B.
PENDIDIKAN ORANG DEWASA YANG DILAKSANAKAN OLEH
INSTANSI PEMERINTAH
Pendidikan orang dewasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah antara lain:
1.
Pelatihan dan Pengembangan Program KB Nasional
Kewenangan Balatbang BKKBN mendukung
kewenangan pemerintah dalam program KB Nasional, terutama untuk peningkatan
SDM, tenaga pengelola dan pelaksana program.
a.
Tujuan Balatbang
1)
Umum
Meningkatkan profesionalisme dan
kualitas pengelolaan program pelatihan dalam rangka mewujudkan SDM berkualitas.
2)
Khusus
a)
Meningkatkan kualitas SDM, pengelola dan
pelaksana program KB Nasional melalui:
ü
Penyelenggaraan kegiatan penjajakan kebutuhan
pelatihan dan pengembangan (Need Assesment),
ü
Penyusunan desain pelatihan dan pengembangan,
ü
Penyusunan bahan diklat, kurikulum materi,
metoda, media, strategi dan instrument evaluasi,
ü
Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan,
ü
Evaluasi program pelatihan dan pengembangan
evaluasi pasca pelatihan.
b)
Meningkatkan sarana dan prasarana pelatihan,
c)
Meningkatkan kualitas program pelatihan.
d)
Mengembangkan koordinasi dan kemitraan pihak
terkait.
Pokok-pokok pengelolaan:
ü
Upaya peningkatan kualitas institusi Balatbang,
ü
Upaya peningkatan kualitas program pelatihan,
dan
ü
Pengembangan jejaring kerja dan koordinasi.
b.
Upaya Peningkatan Kualitas Instansi Diklat
1)
Peningkatan kualitas SDM Balatbang meningkatkan
kompetensi SDM diklat (struktural) fungsional dan staf menjadi SDM yang dapat
merubah pola pikir peserta didik sesuai dengan perubahan lingkungan strategi
dan kompetensi dalam menjalankan kegiatannya.
2)
Meningkatkan motivasi belajar dengan menerapkan
learning organization
3)
Merubah pola pikir, pola interaksi yang bersifat
statis, menjadi dinamis, dan kreatif sesuai dengan kebutuhan pasar
4)
Mengembangkan keahlian khusus sesuai dengan
kebutuhan, dengan memanfaatkan waktu luang yang ada
5)
Meningkatkan kemampuan dan membina hubungan
dengan puhak luar
6)
Membangun jaringan pengembangan prestasi secara
mandiri dengan pihak luar
7)
Peningkatan sarana dan prasarana diklat.
Penyediaan sarana PBM standar (alat bahan yang kondusif untuk PBM)
ü
AVA,
ü
Peralatan kelas (mobiler),
ü
Perangkat komputer,
ü
Peralatan kantor/perlengkapan asrama,
ü
Sarana transportasi,
ü
Pengembangan kelas, perpustakaan, ruang rapat,
dan
ü
Promosi pemasaran program pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar